Atasi Bencana dengan Kesetiakawanan Sosial
Nilai-nilai kesetiakawanan sosial dapat menjadi kekuatan paling besar untuk menyelesaikan masalah bencana yang sering terjadi di Indonesia."Kita memiliki modal dasar berupa nilai-nilai gotong royong yang sampai saat ini masih hidup dalam masyarakat. Nilai gotong royong yang merupakan wujud kesetiakawanan sosial itu sangat berguna ketika terjadi bencana.
Yang terpenting adalah bagaimana mengelola potensi gotong royong dan kearifan lokal yang ada di setiap daerah untuk mengatasi berbagai persoalan yang terjadi, termasuk ketika terjadi bencana.
Indonesia memiliki modal sosial yang sangat heterogen berupa etnis, bahasa dan wilayah yang luas. Karena itu kita membutuhkan satu sistem yang lebih hebat dibandingkan sistem-sistem yang sudah pernah ditawarkan sebelumnya guna mengatasi bencana.
Ada empat pendekatan yang harus diperhatikan ketika terjadi bencana. Pertama, yang harus dilakukan adalah menyamakan cara pandang bahwa Indonesia terletak di kawasan yang rawan bencana sehingga masyarakat harus selalu siap sedia menghadapi bencana. Kedua, kegiatan penanggulangan bencana harus berubah dari yang sifatnya kedaruratan menjadi retroaktif, sesuai dengan perkembangan jaman.
Penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan secara parsial melainkan harus komprehensif. Ini terkait sifat bencana yang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi. Kini kita punya satu sistem yang akan diimplementasikan ke masyarakat, yang harus dilaksanakan bersama-sama oleh masyarakat.
Sementara itu Profesor BambangTriadji. Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Ageng Tirtayasa mengatakan, nilai-nilai kesetiakawanan sosial perlu dibangkitkan kembali dalam rangka menumbuhkan kepedulian terhadap sesama, khususnya ketika terjadi bencana.
Kita tentu saja perlu mengingatkan para pemimpin negeri tentang tugas lain yang tak kalah penting yakni pemberdayaan masyarakat. Aksi sosial seperti pengobatan gratis memang membantu masyarakat tetapi tidak mungkin berlangsung terus-menerus karena bisa meninabobokan masyarakat.
Pendekatan sinterklas dalam jangka panjang justru memperlemah daya juang masyarakat. Mereka akan senantiasa menunggu uluran tangan orang lain manakala ditimpa kesulitan. Kemandirian sirna. Itu yang tidak kita kehendaki. Tugas dan tanggung jawab pemerintah yang utama adalah membentuk masyarakat mandiri melalui terobosan program pemberdayaan. Sayangnya program semacam itu belum kita lihat sedang dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
Solidaritas memang salah satu aset sosial bangsa ini. Aset yang sangat berharga dan kita syukuri karena masih bertahan dalam keseharian masyarakat dengan format yang unik dan beragam. Warga masyarakat dengan caranya masing-masing suka menolong atau membantu sesama yang membutuhkan.
Sejarah Indonesia telah membuktikan betapa kesetiakawanan sosial itu mampu menjadikan bangsa ini tetap tangguh dalam situasi yang sangat buruk sekalipun.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar